Senin, 02 Januari 2017

Penulisan Komentar Terhadap Berita



Lagi, Kapal Asing Pencuri Ikan Diledakkan

Peledakan dilakukan secara serentak se-Indonesia. Sebanyak 23 kapal asing diledakan secara bersamaan yang mana 10 kapal berbendera Malaysia dan 13 berbendera Filipina. 2 kapal di antaranya, yakni KM Naga Mas dan KM Teluk Towi diledakan di dermaga Satlan II Ditpolair Polda Kaltim, Juata Laut, Selasa (5/5), yang dilakukan Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin, dan disaksikan Menteri KKP Susi Pudjiastuti melalui live streaming.
"Yang diledakan di Tarakan semuanya kapal dari Tawau, Malaysia. Kedua kapal itu ditangkap oleh petugas Satlan II Ditpolair Polda Kaltim yang melakukan patroli di perairan Karang Unarang, Ambang Batas Laut (Ambalat) karena kedapatan memasuki perairan Indonesia, dan tengah melakukan pencurian hasil laut seperti ikan dan udang," ungkap Safaruddin saat dimonfirmasi usai melakukan peledakan kapal.
Untuk menjaga kedaulan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di daerah perbatasan Ambalat, lanjut Safaruddin, pihaknya akan tetap melakukan pengawasan dengan meningkatkan intensitas patroli di perairan Ambalat.
"Dengan adanya peledakan ini, tentunya tidak sampai di sini saja untuk menjaga Ambalat. Kita tetap akan berpatroli rutin dan jika masih ada pelaku illegal fishing, maka ditangkap dan diledakkan lagi," tegasnya.
Dijelaskan Safaruddin, kedua kapal ini ditangkap secara terpisah. Untuk KM Naga Mas diamankan pada Oktober 2015 lalu, sementara KM Teluk Towi diamankan pada Maret 2016.
"Selain menyita peralatan dan kedua kapal untuk diledakan, dari KM Naga Mas juga disita ikan campuran dengan berat 10 kilogram, sedangkan dari KM Teluk Towi kami sita juga barang bukti 80 kilogram ikan campuran dan 20 kilogram udang campuran," ungkapnya.
“Dengan dilakukan peledakan kapal untuk kesekiankalinya ini, para pelaku ilegal fishing berpikir ulang untuk mencuri hasil laut kita, khususnya di perairan Ambalat,” sambungnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Eddy Pudjianto, Kasi Pencemaran Limbah B3 BPLH Tarakan, mengatakan dengan adanya peledakan kapal yang dilakukan pihak Polri dan KKP, tentunya membawa dampak baik dan buruk bagi lingkungan sekitar lokasi peledakan.
Salah satu dampaknya, kata Eddy, adalah pada saat peledakan bisa saja biota yang ada di sekitar lokasi peledakan ikut mati. Di samping itu, puing-puing kapal yang diledakkan akan menjadi sampah di laut. "Kalau dampak baiknya untuk jangka panjang tentu saja bangkai kapal yang tenggelam dapat menjadi rumpon atau rumah bagi ikan," terang Eddy.
Eddy juga menjelaskan, jika dilakukan pada lokasi yang banyak terumbu karang dapat merusak akibat getaran dari ledakan tersebut. "Pastinya sebelum melakukan peledakan, sudah dilakukan pemantauan di mana saja lokasi yang banyak karangnya. Sehingga pada saat peledakan tidak ada karang yang rusak," ujarnya.
Saat disinggung terkait apakah selama melakukan peledakan baik dari pihak TNI/Polri melakukan koordinasi dengan BPLH, Eddy mengaku tidak pernah. "Selama ini kami memang tidak pernah terlibat, padahal kalau kami dilibatkan mungkin saja kami bisa memberikan masukan apa yang seharusnya dilakukan sebelum peledakan. Sehingga tidak ada dampak buruk yang terjadi saat peledakan berlangsung," ujarnya.

Komentar terhadap berita :
Menurut saya, Kementrian Perikanan dan Kelautan bekerja sama dengan Polda Kaltim dan TNI setempat sudah tepat untuk meledakan kapal asing di Karang Unarang, Ambalat. Kapal asing yang diledakkan 23 buah, berasal dari Malaysia (10 buah) dan Filiphina (13 buah). TNI dan Polisi Angkatan Laut seharusnya bekerja sama dengan Kasi Pencemaran Limbah B3 BPLH Tarakan untuk menindaklanjuti dampak akibat ledakan kapal asing. Walaupun Indonesia mendapatkan dampak positif yaitu perekonomian di sektor laut membaik tapi dampak buruknya yaitu ekosistem terumbu karang dan ikan yang ada di peledakan.

Penulis Komentar : Bayu Aji Pangestu

Sumber berita:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar