Lagi, Kapal Asing Pencuri
Ikan Diledakkan
Peledakan dilakukan secara serentak se-Indonesia. Sebanyak 23
kapal asing diledakan secara bersamaan yang mana 10 kapal berbendera Malaysia
dan 13 berbendera Filipina. 2 kapal di antaranya, yakni KM Naga Mas dan KM
Teluk Towi diledakan di dermaga Satlan II Ditpolair Polda Kaltim, Juata Laut,
Selasa (5/5), yang dilakukan Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin, dan disaksikan
Menteri KKP Susi Pudjiastuti melalui live streaming.
"Yang diledakan di Tarakan semuanya kapal dari Tawau,
Malaysia. Kedua kapal itu ditangkap oleh petugas Satlan II Ditpolair Polda
Kaltim yang melakukan patroli di perairan Karang Unarang, Ambang Batas Laut
(Ambalat) karena kedapatan memasuki perairan Indonesia, dan tengah melakukan
pencurian hasil laut seperti ikan dan udang," ungkap Safaruddin saat
dimonfirmasi usai melakukan peledakan kapal.
Untuk menjaga kedaulan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), khususnya di daerah perbatasan Ambalat, lanjut Safaruddin, pihaknya
akan tetap melakukan pengawasan dengan meningkatkan intensitas patroli di
perairan Ambalat.
"Dengan adanya peledakan ini, tentunya tidak sampai di
sini saja untuk menjaga Ambalat. Kita tetap akan berpatroli rutin dan jika
masih ada pelaku illegal fishing, maka ditangkap dan diledakkan lagi,"
tegasnya.
Dijelaskan Safaruddin, kedua kapal ini ditangkap secara
terpisah. Untuk KM Naga Mas diamankan pada Oktober 2015 lalu, sementara KM
Teluk Towi diamankan pada Maret 2016.
"Selain menyita peralatan dan kedua kapal untuk
diledakan, dari KM Naga Mas juga disita ikan campuran dengan berat 10 kilogram,
sedangkan dari KM Teluk Towi kami sita juga barang bukti 80 kilogram ikan campuran
dan 20 kilogram udang campuran," ungkapnya.
“Dengan
dilakukan peledakan kapal untuk kesekiankalinya ini, para pelaku ilegal fishing
berpikir ulang untuk mencuri hasil laut kita, khususnya di perairan Ambalat,”
sambungnya.
Dikonfirmasi
secara terpisah, Eddy Pudjianto, Kasi Pencemaran Limbah B3 BPLH Tarakan,
mengatakan dengan adanya peledakan kapal yang dilakukan pihak Polri dan KKP,
tentunya membawa dampak baik dan buruk bagi lingkungan sekitar lokasi
peledakan.
Salah satu dampaknya, kata Eddy, adalah pada saat peledakan
bisa saja biota yang ada di sekitar lokasi peledakan ikut mati. Di samping itu,
puing-puing kapal yang diledakkan akan menjadi sampah di laut. "Kalau
dampak baiknya untuk jangka panjang tentu saja bangkai kapal yang tenggelam dapat
menjadi rumpon atau rumah bagi ikan," terang Eddy.
Eddy juga menjelaskan, jika dilakukan pada lokasi yang banyak
terumbu karang dapat merusak akibat getaran dari ledakan tersebut.
"Pastinya sebelum melakukan peledakan, sudah dilakukan pemantauan di mana
saja lokasi yang banyak karangnya. Sehingga pada saat peledakan tidak ada
karang yang rusak," ujarnya.
Saat disinggung terkait apakah selama melakukan peledakan
baik dari pihak TNI/Polri melakukan koordinasi dengan BPLH, Eddy mengaku tidak
pernah. "Selama ini kami memang tidak pernah terlibat, padahal kalau kami
dilibatkan mungkin saja kami bisa memberikan masukan apa yang seharusnya
dilakukan sebelum peledakan. Sehingga tidak ada dampak buruk yang terjadi saat
peledakan berlangsung," ujarnya.
Komentar terhadap berita :
Menurut saya, Kementrian Perikanan dan
Kelautan bekerja sama dengan Polda Kaltim dan TNI setempat sudah tepat untuk
meledakan kapal asing di Karang Unarang, Ambalat. Kapal asing yang diledakkan
23 buah, berasal dari Malaysia (10 buah) dan Filiphina (13 buah). TNI dan
Polisi Angkatan Laut seharusnya bekerja sama dengan Kasi Pencemaran Limbah B3
BPLH Tarakan untuk menindaklanjuti dampak akibat ledakan kapal asing. Walaupun
Indonesia mendapatkan dampak positif yaitu perekonomian di sektor laut membaik
tapi dampak buruknya yaitu ekosistem terumbu karang dan ikan yang ada di
peledakan.
Penulis Komentar : Bayu
Aji Pangestu
Sumber berita:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar