Jumat, 30 Desember 2016

Rel



Rel (batangan besi baja)
Batang rel terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus dibuat agar dapat menahan beban berat (axle load) dari rangkaian KA yang berjalan di atasnya. Inilah komponen yang pertama kalinya menerima transfer berat (axle load) dari rangkaian KA yang lewat. Tiap potongan (segmen) batang rel memiliki panjang 20-25 m untuk rel modern, sedangkan untuk rel jadul panjangnya hanya 5-15 m tiap segmen. Batang rel dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat batangan per meter panjangnya.
Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54. Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat rata-rata 25 kilogram/meter. Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar:
a.        Rel 25 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 kilogram (kg).
b.       Rel 33 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 33 kilogram (kg).
c.        Rel 41 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 41 kilogram (kg).
d.       Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42 kilogram (kg).
e.        Rel 50 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 50 kilogram (kg).
f.        Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54 kilogram (kg).
g.       Rel 60 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 60 kilogram (kg).

Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain (1) besar tekanan maksimum (axle load) yang sanggup diterima rel saat KA melintas, dan (2) kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar “R”, maka makin besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan KA yang melintas di atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman. Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54 yang digunakan untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.

Sumber : Mata Kuliah Sistem Transportasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar