PENGUKURAN JARAK (THEODOLITE)
Pengukuran
jarak dilakukan
untuk membandingkan
dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari pengukuran jarak secara langsung dan tak langsung (optis).
1.
Secara langsung
Pengukuran jarak langsung adalah mengukur garis yang menghubungkan 2 titik. Cara
yang paling sederhana adalah
dengan menggunakan
meteran.
2. Secara tak langsung (optis)
Pengukuran jarak secara optis adalah pengukuran jarak yang dilakukan
tidak secara langsung, tetapi dengan menghitung
sudut yang dibentuk sewaktu pengukuran. Cara yang digunakan adalah cara tachymetri. Cara
tachymetri adalah cara yang cepat dan efisien dalam mengukur jarak yang
cukup teliti untuk sipat datar trigonometri,
beberapa polygon, dan
penentuan
lokasi detail-detail.
Rumus :
D = AYcos2h + Bcos
h
Keterangan :
D : Jarak
A :
Konstanta pengali
Y : Interval pembacaan rambu
= Ba – Bb
B :
Besar penambah
h : Sudut kemiringan (helling)
= 90o – sudut V
Lazimnya B diabaikan
pada
praktek pengukuran atau pada alat yang baru
hingga jarak optis dengan
kemiringan h sebagai
berikut :
D = AYcos2h
Hitungan jarak optis,
bisa juga digunakan
rumus:
Db = 100(Ba−Bb)cos2h
Di mana:
Dd : Jarak
datar optik
Ba : Benang atas
Bb : Benang bawah
h : Helling
h :
Bacaan
sudut biasa (B) = 90o − θ
h : Bacaan
sudut luar biasa (LB) = θ
– 270o
Perlu diketahui koordinat dari titik-titik tersebut guna mempermudah penggambaran titik-titik detail
dalam kertas, tetapi jika tidak memungkinkan bisa
digunakan jarak
datar dan azimuth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar