Jumat, 30 Desember 2016

PENGUKURAN JARAK (THEODOLITE)



PENGUKURAN JARAK (THEODOLITE)
Pengukuran jarak dilakukan untuk membandingkan dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari pengukuran jarak secara langsung dan tak langsung (optis).
1.                   Secara langsung
Pengukuran jarak langsung adalah mengukur garis yang menghubungkan 2 titik. Cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan meteran.
2.         Secara tak langsung (optis)
Pengukuran jarak secara optis adalah pengukuran jarak yang dilakukan tidak secara langsung, tetapi dengan menghitung sudut yang dibentuk sewaktu pengukuran. Cara yang digunakan adalah cara tachymetri. Cara tachymetri adalah cara yang cepat dan efisien dalam mengukur jarak yang cukup teliti untuk sipat datar trigonometri, beberapa polygon, dan penentuan lokasi detail-detail.
Rumus :
D = AYcos2h + Bcos h                                                                     
Keterangan :
D           : Jarak
A           : Konstanta pengali
Y           : Interval pembacaan rambu = Ba Bb
B            : Besar penambah
h            : Sudut kemiringan (helling)           = 90o – sudut V
Lazimnya B diabaikan pada praktek pengukuran atau pada alat yang baru  hingga jarak optis dengan kemiringan h sebagai berikut :
              D = AYcos2h                                                                                    
Hitungan jarak optis, bisa juga digunakan rumus:
              Db = 100(BaBb)cos2h                                                                      
Di mana:
Dd         : Jarak datar optik
Ba          : Benang atas
Bb          : Benang bawah
h            : Helling
h            : Bacaan sudut biasa (B)                  = 90o  θ
h            : Bacaan sudut luar biasa (LB)        = θ 270o
Perlu diketahui koordinat dari titik-titik tersebut guna mempermudah penggambaran titik-titik detail dalam kertas, tetapi jika tidak memungkinkan bisa digunakan jarak datar dan azimuth.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar