Selasa, 14 November 2017

LATAR BELAKANG


Oleh : Bayu Aji Pangestu


PERBANDINGAN PERENCANAAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU


1.1       Latar Belakang Masalah

            Jalan memiliki peranan penting dalam kehidupan diantaranya memperlancar arus distribusi barang dan jasa, sebagai akses penghubung antar daerah yang satu dengan daerah yang lain serta dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat. Perkembangan ekonomi dapat tercapai dengan dukungan prasarana jalan yang memadai. Dukungan tersebut dapat diwujudkan melalui usaha-usaha antara lain menetapkan kondisi jalan dan pembangunan jalan yang memenuhi standar perencanaan.
            Pembangunan jalan baru maupun peningkatan jalan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan memerlukan metode yang efektif dalam perancangan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, memenuhi unsur keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan terpenuhi jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan dibuat berdasarkan persyaratan teknis geometrik jalan raya, baik alinyemen vertikal, alinyemen horizontal serta tebal perkerasan itu sendiri, sehingga kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan beban dan kecepatan rencana tertentu dapat melaluinya dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pembangunan prasarana jalan bukalah hal yang mudah, disamping membutuhkan dana yang tidak sedikit, juga diperlukan perencanaan yang baik.
Sering kali kita temui banyak terjadi kerusakan pada jalan yang menyebabkan gangguan dalam kenyamanan berkendaraan. Perkerasan jalan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: perkeraan lentur dan perkerasan kaku yang perbedaannya terletak pada pengikatnya, kalau pada perkerasan lentur memakai aspal sedangkan pada perkerasan kaku memakai Portland cement. Agregat merupakan suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran, yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan yang termasuk didalamnya antara lain : pasir, kerikil, agregat pecah, terak dapur tinggi, abu/debu agregat. Aspal adalah bahan pengikat dan bahan penutup lapis perkerasan dari pengaruh air (kedap air). Aspal merupakan material yang termoplastis, melunak dan menjadi cair jika dipanaskan dan kental kembali jika didinginkan.
Kerusakan jalan yang terjadi berdasarkan jenis-jenisnya seperti : alligator cracking, block cracking, depression, longitudinal dan tranverse cracking, patching, polished aggregate, rutting, shoving, slippage cracking dan wheathering / graveling. Adapun penanganan kerusakan jalan yang terjadi memakai metode yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis kerusakan sesuai dengan hasil penelitian dilapangan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kondisi perkerasan jalan tersebut. Jalan ada yang dibongkar dan ada yang dioverlay sesuai hasil penelitian tentang tingkat kerusakan jalan tersebut dilapangan. untuk mengetahui tebal perkerasan jalan yang akan dipakai dalam pelaksanaan proyek tersebut, maka sangat diperlukan perencanaan untuk menentukan berapa tebal perkerasan dan bahan lapisan yang dipakai sehingga memenuhi standar untuk kualitas jalan tersebut.

1.2       Permasalahan

 

Jalan di Jatake Tangerang merupakan jalan propinsi yang termasuk type jalan kelas I yang melayani lalu lintas cepat antar regional atau antar kota yang keadaan tanah dasarnya labil dan sering terjadi settlement (penurunan), kerusakan jalan tersebut banyak dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingginya jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut, spesifikasi untuk campuran bahan perkerasan tersebut tidak optimal dan bisa juga kemungkinannya disebabkan kurangnya quality control pada saat pelaksanaan pekerjaan. maka untuk itulah perlu dilakukan analisis tebal perkerasan.

1.3                   Tujuan

1.    Mengidentifikasikan kondisi tanah dasar.
2.    Mengidentifikasikan beban lalu lintas.
3.    Menentukan tebal perkerasan lentur.
4.    Menentukan tebal perkerasan kaku.
5.    Menganalisa perbandingan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku ditinjau dari segi ekonomi dan pelaksanaan.

1.4       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kondisi tanah dasar?
2.    Apa saja beban lalu lintas yang terjadi?
3.    Apa saja yang menentukan tebal perkerasan lentur?
4.    Apa saja yang menentukan tebal perkerasan kaku?
5.    Apa saja perbandingan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku ditinjau dari segi ekonomi dan pelaksanaan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar