Jumat, 25 Maret 2016

Manusia dan Kebudayaan



MAKALAH
Ciri Khas Budaya Daerah di Indonesia







TEMA: Manusia dan Kebudayaan
Disusun Oleh:
Nama : Bayu Aji Pangestu
Kelas : 1TA02
NPM : 11315275

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2016




KATA PENGANTAR
          Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmatnya saya dapat mengerjakan makalah ini dengan baik.
          Dalam makalah kali ini, saya membuat sebuah makalah yang sesuai dengan tema “Manusia dan Kebudayaan”. Dalam makalah ini, saya membahas tentang “Ciri Khas Budaya Daerah di Indonesia.
Dengan ini saya berharap makalah ini dapat membantu mendapatkan informasi yang diinginkan oleh pembaca dan juga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Saya menerima saran dan kritik pada makalah ini untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi.



Jakarta, Maret 2016


  Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
I.            Latar Belakang ..........................................................................................                                                                                                                 1
II.          Tujuan Penulisan .......................................................................................                                                                                                                 1
III.        Rumusan Masalah  .....................................................................................                                                                                                                 2
IV.         Tinjauan Pustaka .......................................................................................                                                                                                                 2
BAB II Pembahasan
    I.        Pengertian Budaya .....................................................................................                                                                                                                 3
  II.        Pengertian Bahasa .....................................................................................                                                                                                                 4
III.        Ciri Khas Bahasa Daerah di Beberapa Daerah Indonesia ..............................                                                                                                                 4
 IV.        Pengertian Makanan ..................................................................................                                                                                                               10
   V.        Ciri Khas Makanan Daerah di Beberapa Daerah Indonesia ...........................                                                                                                               10
 VI.        Pengertian Pakaian ....................................................................................                                                                                                               12
VII.        Ciri Khas Pakaian Daerah di Beberapa Daerah Indonesia .............................                                                                                                               13
VIII.        Terbentuknya Kebudayaan dari Bahasa, Makanan, dan Pakaian ...................                                                                                                               15
BAB III Penutup
    I.        Kesimpulan ...............................................................................................                                                                                                               19
  II.        Saran ........................................................................................................                                                                                                               20

Daftar Pustaka ........................................................................................................                                                                                                               21


BAB I
PENDAHULUAN

I.        Latar Belakang
Pada zaman Indonesia dijajah oleh Belanda, Indonesia hidup berjuang melawan Belanda dengan mempertahankan daerahnya sendiri seperti Cut Nyak Dien yang berjuang melawan Belanda di Aceh. Dalam masa perjuangan melawan Belanda, pahlawan daerah menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi. Hal tersebut membuat Indonesia belum bisa bersatu karena Indonesia belum memiliki bahasa sendiri. Bahasa daerah yang mereka pakai memiliki ciri khas masing-masing. Keunikan ciri khas tersebut membuat sebuah “Budaya Indonesia” yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Budaya Indonesia tidak hanya dari bahasa saja, pakaian pun ikut andil di dalamnya. Bisa kita lihat, pada Hari Kartini banyak yang merayakan dengan menggunakan pakaian adat dari daerah masing-masing yang menggambarkan adanya sebuah budaya dalam berpakaian. Bukan hanya itu salah satu budaya yang ada, makanan adalah salah satu bagian budaya juga yang memiliki ciri khas dalam segi memasak, bahan, citarasa, dan sajiannya. Maka dari itu, penulis akan membahas tentang “Ciri Khas Budaya Daerah di Indonesia” dari segi bahasa, pakaian, dan makanan.

II.      Tujuan
Dalam membuat sebuah makalah, penulis akan menjelaskan tujuan dari pembuatan makalah. Berikut ini tujuan yang akan dibahas :
1.     Menjelaskan pengertian dari budaya
2.     Menjelaskan pengertian dari bahasa, pakaian, dan makanan
3.     Menginformasikan ciri khas dari bahasa daerah di beberapa daerah Indonesia
4.     Menginformasikan ciri khas dari pakaian daerah di beberapa daerah Indonesia
5.     Menginformasikan ciri khas dari makanan daerah di beberapa daerah Indonesia
6.     Menjelaskan terbentuknya budaya dari bahasa, pakaian, dan makanan di daerah Indonesia

III.    Rumusan Masalah
Berikut ini beberapa rumusan masalah yang akan dibahas :
1.     Apa yang dimaksud dengan budaya?
2.     Apa yang dimaksud dengan bahasa, pakaian, dan makanan?
3.     Apa saja ciri khas yang dimiliki oleh bahasa daerah di beberapa daerah Indonesia?
4.     Apa saja ciri khas yang dimiliki oleh pakaian daerah di beberapa daerah Indonesia?
5.     Apa saja ciri khas yang dimiliki oleh makanan daerah di beberapa daerah Indonesia?
6.     Mengapa terbentuk sebuah budaya dari bahasa, pakaian, dan makanan di beberapa daerah Indonesia?

IV.     Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil dari beberapa sumber untuk melengkapi beberapa teori yang dipakai. Berikut ini tinjauan pustaka yang digunakan :
1.        Artikel dari internet
2.        Pendapat dari orang
3.        Makalah yang pernah penulis buat
4.        Buku


BAB II
PEMBAHASAN

I.         Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dari pengertian di atas dapat ditarik garis besarnya yaitu bahasa, makanan, dan pakaian termasuk ke dalam budaya suatu negara atau daerah di dalam bermasyarakat

II.       Pengertian Bahasa
Bahasa (dari Bahasa Sansekerta, bhāșā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya dengan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik.
Perkiraan jumlah dari bahasa-bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa. Bahasa terbagi menjadi 2 yaitu Bahasa Verbal dan Bahasa Isyarat. Bahasa Verbal adalah bahasa yang menggunakan komunikasi langsung dengan berbicara ke orang lain. Bahasa Isyarat adalah bahasa yang menggunakan tanda atau sandi yang dapat dituangkan ke dalam isyarat tangan, visual, siulan, dan tulisan braille.
Bahasa dapat dibedakan menjadi 2 bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa nasional. Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil. Bahasa nasional adalah suatu bahasa yang digunakan negara untuk alat berkomunikasi dan dijadikan bahasa kesatuan. Setiap negara memiliki bahasa nasional yang dipatenkan. Karena banyaknya bahasa nasional di dunia, maka diciptakan Bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris.

III.     Ciri Khas Bahasa Daerah di Beberapa Daerah Indonesia
Tidak dipungkiri Indonesia terdiri dari berbagai suku-suku dan budaya yang beragam. Dari suku-suku yang ada di Indonesia sudah masuk globalisasi dan ada yang tidak dimasuki globalisasi. Masuknya sebuah globalisasi merubah sedikit banyaknya budaya pada suku tersebut tapi adanya komunikasi dalam bermasyarakat lewat bahasa daerah yang diturunkan dari generasi ke generasi tidak terlalu berpengaruh terhadap adanya globalisasi. Sebagai contoh, Orang Jawa bertemu dengan orang yang lebih tua berketurunan Jawa akan menggunakan Bahasa Jawa yang lebih lembut dan sopan walaupun di Jawa sendiri sudah masuk globalisasi. Hal ini membuktikan sebuah bahasa daerah tidak terlalu terpengaruh adanya globalisasi.
Bahasa daerah yang dimiliki di Indonesia minimal berjumlah 33 sesuai dengan provinsi di Indonesia yang ada 34 provinsi. Dari bahasa daerah tersebut, pastilah sebuah bahasa daerah  memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing. Berikut ini akan dibahas beberapa bahasa daerah yang memiliki ciri khas di Indonesia :
A.        Bahasa Batak
Bahasa Batak diturunkan oleh keturunan Batak atau masyarakat di Provinsi Medan. Berikut ini ciri khas Bahasa Batak :
1.     Suara keras
Orang Batak pada umumnya (kebanyakan), kalau berbicara pasti dengan volume suara yang keras, sehingga membuat orang lain langsung menoleh, (mungkin dikira sedang berkelahi atau bertengkar). Hal ini dikarenakan karena pemukiman asli orang Batak yang tinggal di daerah pegunungan, rumah berjauhan dan banyak dilalui oleh angin yang kencang, sehingga orang Batak harus berbicara keras-keras agar terdengar oleh lawan bicaranya.
2.     Logat kental
Rupanya orang Batak agak sulit melepaskan logat khasnya yang kental, terutama yang BTL (Batak Tembak Langsung). Orang Batak, mungkin hampir mirip dengan orang Jawa, yaitu apabila berbicara bahasa Indonesia, pasti terlihat dengan jelas dialek kentalnya. Sehingga orang lain yang mendengar orang Batak berbicara pasti terus tahu kalau yang sedang berbicara itu "halak hita". apalagi terselip kata "bah"
3.     Kasar
Istilah kasar, ini sepertinya agak salah, karena pada dasarnya orang Batak tidak kasar. Hanya saja, mungkin karena suara keras dan ceplas ceplos. Sehingga orang-orang sering mengatakan kalau orang Batak tidak sopan. Beberapa istilah batak yang sering terucap, juga hanya spontanitas, dengan tidak , memikirkan langsung artinya, seperti dari halak Toba "te mi", "baba ni amam", "babi".
Yang bisa dikatakan kasar itu sebenarnya adalah orang-orang Batak jebolan kota Medan, karena biasanya di kota Medan orang-orang biasa berkata-kata kasar, yang menjadi hal biasa karena diucapkan dan menjadi bagian percakapan bahasa dialek di kota Medan.
4.     Tak sopan
Masalah sopan santun, mungkin setiap daerah memiliki takaran sopan yang berbeda-beda. Mungkin bagi orang Jawa, orang Batak tidak sopan, karena bersikap sesukanya, seperti duduk sambil naik kaki, tak pake "permisi", atau "kulo nuwun" di jawa, atau "punten" di sunda, atau juga tak pakai membungkuk-membungkuk apabila berpapasan dan bersalaman dengan orang tua. Bagi orang Batak dengan tidak menghina atau melecehkan terhadap orang lain, adalah penghargaan terhadap orang lain yang paling baik dan tidak perlu membungkuk.
Contoh dari Bahasa Batak yaitu Horas,

B.        Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia. Berikut ini ciri khas Bahasa Minangkabau :
1.     Dialek melayu
Sebagian pakar bahasa menganggap Bahasa Minangkabau sebagai salah satu dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tutur di dalamnya.
2.     Logat yang kental
Masyarakat Minangkabau memiliki logat yang kental dimana beberapa kata dalam Bahasa Minangkabau mengalami penekanan sehingga terdengar suara orang baca Al-Qur’an dengan tajwid mendengung.
Contoh dari Bahasa Minangkabau yaitu “Indak buliah mambuang sarok di siko!” yang artinya “Tidak boleh membuang sampah di sini!

C.        Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Indonesia karena Pulau Jawa sendiri yang penduduknya terbanyak. Bahasa Jawa tersebar di 3 Provinsi yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Walaupun Bahasa Jawa tersebar di 3 Provinsi tidak lantas membuat Bahasa Jawa semuanya sama karena ketidaksamaannya membuat sedikit perbedaan cara penggunaannya. Oleh karena itu, Bahasa Jawa tetap memiliki ciri khas yang sama. Berikut ini ciri khas Bahasa Jawa :
1.     Logat medok
Bahasa Jawa terkenal dengan logatnya. Orang Jawa tulen akan mengetahui dia itu Orang Jawa atau bukan bisa didengar dari logatnya bukan dari bahasa yang dikeluarkan. Orang Jawa yang sudah terbiasa dengan logatnya dari kecil akan susah dihilangkan dengan mudah.
2.     Bahasa Jawa Halus dan Kasar
Bahasa Jawa terbagi menjadi 2 bagian yaitu “Jawa Halus” dan “Jawa Kasar”. “Jawa Halus” dibagi lagi menjadi 2 yaitu “Jawa Halus” dan “Jawa Lebih Halus”. “Jawa Kasar” dibagi lagi menjadi 2 yaitu “Jawa Kasar” dan “Jawa Lebih Kasar”. Pembagian tersebut dimaksudkan untuk berbicara dengan seseorang sesuai dengan umur, sopan, santun, dan tata krama.
Contoh dari Bahasa Jawa yaitu : (Bahasa Jawa Lebih Halus) “Sampeyan saking pundi?” dan (Bahasa Jawa sedikit Kasar) “Awakmu soko ngendi?” yang artinya sama saja yaitu “Kamu berasal dari mana?”

D.       Bahasa Sunda
Bahasa Sunda identik dengan Orang Sunda atau Orang Jawa Barat. Bahasa Sunda berbeda dengan Bahasa Jawa walaupun masih dalam satu pulau. Bahasa Sunda juga memiliki ciri khas dalam penggunaannya. Berikut ciri khas Bahasa Sunda :
1.     Huruf “F” diganti “P”
Salah satu keunikan Orang Sunda adalah tidak bisa berbicara “F” dikarenakan beberapa faktor. Salah satu faktornya yaitu kebiasaan yang diturunkan oleh orang tua.
2.     Berkomunikasi sedikit cepat
Orang Sunda biasanya berkomunikasi menggunakan Bahasa Sunda dengan cepat dikarenakan kebiasaan mereka. Selain karena kebiasaan berbicara cepat, Orang Sunda lebih suka hal yang tidak terlalu lama (tidak memiliki kesabaran tingkat tinggi seperti Orang Jawa) tapi Orang Sunda sangat ramah ketika berkomunikasi.
Contoh Bahasa Sunda yaitu : “Abdi bogoh ka anjeun” yang artinya “Saya suka sama kamu”

E.        Bahasa di bagian Timur Indonesia
Bahasa yang ada di bagian Timur Indonesia sangatlah unik dari segi kata, ucapan, dan tindakan komunikasinya. Hal ini yang membuat Bahasa Timur di Indonesia menjadi salah satu hal lucu saat berkomedi. Bahasa Timur di Indonesia terdiri dari Bahasa Ambon, Bahasa Papua, dan Bahasa Maluku. Berikut ciri khas Bahasa Timur Indonesia :
1.     Akhiran “n” berubah menjadi “ng”
Perubahan huruf terutama pada akhiran n” menjadi “ng”, diperkirakan pada bahasa Ambon adalah akibat pengaruh Jepang. Seperti berikut : makang (makan), badiang (berdiam), ikang (ikan), lawang (lawan), Bangong (Bangun).
2.     Berbicara sedikit berjeda
Keunikan dari Bahasa yang ada di bagian Timur Indonesia ini adalah cara komunikasi sedikit dijeda. Salah satu tujuannya dijeda adalah sopan dalam berbicara.
Contoh dari Bahasa Timur Indonesia yaitu : ” Beta pung buku” yang artinya “Buku saya”


IV.      Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani, berkebun, berternak, dan berburu. Ada beberapa orang yang anti daging dan orang tersebut dinamakan vegetarian. Pada umumnya bahan makanan mengandung unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, dan lain-lain.
Setiap negara memiliki sejarah dalam pembuatan makanan seperti Choco Cookies dengan sejarah dahulu coklat tidak bisa dicairkan tapi ditaburkan ke dalam cookies. Dalam setiap sejarah yang terjadi membuat makanan tersebut menjadi budaya negara tersebut dan secara tak langsung menjadi makanan daerah. Biasanya wisatawan asing ingin mencicipi makanan daerah yang berbeda karena keingintahuan terhadap ciri khas suatu kuliner daerah. Makanan daerah diturun-temurunkan secara tak langsung dengan tidak meninggalkan ciri khasnya dan terciptalah sebuah budaya atas makanan.

V.        Ciri Khas Makanan Daerah di Beberapa Daerah Indonesia
Indonesia terkenal tempat wisata yang menawan dan indah seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, Pink Beach, dan Pulau Bali. Tidak terkecuali makanan atau kuliner daerah di Indonesia. Setiap kuliner yang ada di Indonesia memiliki cita rasa, bahan, dan cara sajian yang berbeda. Kuliner Indonesia tidaklah kalah sama kuliner luar negeri yang dapat dibuktikan dari majalah di Amerika yang mengatakan “Satay and Rendang is the best culinary from Indonesia”. Dari hal itu, kuliner Indonesia mulai mengalami perubahan dari bahan, cita rasa, dan cara sajian yang menarik wisatawan asing dan tidak meninggalkan ciri khas dari kuliner tersebut. Berikut ini kuliner daerah yang akan dibahas ciri khasnya masing-masing :
A.        Masakan Sumatera Barat
Masakan Sumatera Barat adalah jenis kuliner yang berkembang di provinsi Sumatera Barat. Produk kuliner Sumatera Barat merupakan salah satu yang dikenal luas di Indonesia dan disebut juga dengan istilah Masakan Minangkabau yang diperkenalkan oleh para perantau Minangkabau dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Masakan Sumatera Barat telah dikenal masyarakat awam dengan sebutan Masakan Padang.
Masakan Sumatera Barat dikenal banyak menggunakan santan dan daging, memiliki rasa pedas dari penggunaaan bumbu dan rempah-rempah. Contohnya yaitu Rendang, Dendeng, Ikan Balado, Cancang, Ikan Baka.

B.        Masakan Sunda
Masakan Sunda adalah masakan dari masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Ini adalah salah salah satu makanan yang paling populer di Indonesia. Makanan Sunda memiliki ciri kesegaran bahannya, lalap terkenal dimakan dengan sambal dan juga karedok menunjukkan kegemaran orang Sunda terhadap sayuran mentah segar.
Berbeda dengan Masakan Minangkabau yang kaya rasa dan pedas dengan kandungan bumbu kari dan santan yang kental, Masakan Sunda menampilkan citarasa yang ringan, sederhana, dan jelas; berkisar antara gurih asin, asam segar, manis ringan, dan pedas. Contohnya yaitu Nasi Timbel, Karedok, Sambal Terasi, Lotek, dan Nasi Liwet

C.        Masakan Jawa
Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan khusus sebagai Masakan Sunda. Masakan Jawa tersedia di Warung Tegal. Masakan Jawa tempe menjadi masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh oleh masakan Tionghoa, masakan India, atau masakan Arab.
Berbeda dengan Masakan Sunda yang bercitarasa asin dan asam, Masakan Jawa bercitarasa manis, asam manis, dan pedas. Bahan Masakan Jawa biasanya banyak menggunakan rempah-rempah. Contoh dari Masakan Jawa yaitu Rawon, Ketupat Tahu, Bacem Tempe, Bacem Tahu, Bacem Telor, dan Gudeg.
D.       Masakan Maluku
Salah satu makanan tradisional di daerah Maluku memiliki keunikan dari segi bahan masakannya. Ini dikarenakan bahan dasar masakannya banyak terdapat di daerah tersebut. Hal tersebut dikarenakan bahan dasarnya berasal dari tanaman khas Maluku Sagu adalah, “SAGU TUMBUH” atau yang biasa dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama “PAUMAUIDO”.
Sagu Tumbuh, memiliki citarasa yang sangat tinggi, bahan dasarnya bersumber dari perpaduan antara, Tepung Sagu Kering, Gula Merah dan Kenari. Bahan ini diolah secara tradisional yang dicamur atau ditumbuk dalam lesung yang terbuat dari kayu. Masakan Maluku memiliki citarasa manis tapi tidak semanis Masakan Jawa dan sedikit tawar. Contohnya yaitu Kue Bagea dan Papeda.

VI.      Pengertian Pakaian
Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup tubuh. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, atau kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.
Pakaian memiliki beberapa fungsi bagi penggunanya. Fungsi tersebut tergantung terhadap kondisi, status, uang, dan keperluan. Dalam hal kondisi yaitu pakaian yang digunakan untuk menjaga higienis, mencegah toksin masuk ke badan dan membatasi penularan kuman. Dalam hal status yaitu pakaian digunakan sebagai penanda adanya status seperti Manager, CEO perusahaan, dan Office Boy. Dalam hal uang yaitu pakaian yang dapat dibeli sesuai dengan keuangan yang ada. Dalam segi keperluan yaitu pakaian yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti hiking dan menghindari terpaparnya sinar UV.
VII.    Ciri Khas Pakaian Daerah di Beberapa Daerah Indonesia
Pakaian daerah adalah busana atau kain yang digunakan untuk memperindah badan dan estetika dibuat dengan bahan yang tradisional daerah (contoh: batik) yang tak meninggalkan keindahan pakaian. Pakaian daerah termasuk ke dalam budaya daerah karena pakaian daerah telah turun-temurun dari generasi ke generasi.
Pakaian daerah memiliki ciri khas yang berbeda antar daerah mulai dari motif, bahan, warna, dan sejarah dalam pembuatannya. Salah satu busana daerah yang terkenal adalah kain batik dan kain ulos. Berikut busana daerah yang ada di Indonesia :
A.        Kain Ulos
Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden. Contoh dari jenis kain ulos yaitu Ulos Ragi Hotang, Ulos Bolean, Ulos Mangiring, dan Ulos Antakantak.
B.        Kain Batik Jawa Barat
Batik Jawa Barat disebut juga batik asli Sunda atau Batik Sunda adalah busana kain khas yang bermotif aneka ragam yang sesuai dengan daerah Jawa Barat atau Sunda. Di Jawa Barat banyak pengrajin kain batik karena batik sudah menjadi ciri khas budaya daerah Jawa Barat.
Batik Sunda banyak motifnya dan warna yang diambil itu warna ceria atau terang karena pengrajin batik kebanyakan berada di pesisir pantai daerah Jawa Barat. Warna yang biasanya dipilih dalam pewarnaannya adalah merah, pink, hitam, dan biru. Motif yang digunakan adalah motif mega mendung, ilustrasi nelayan, dan kehidupan kerajaan zaman dahulu. Contohnya adalah Batik Cirebon dan Batik Indramayu.
C.        Kain Batik Jawa
Batik Jawa adalah busana kain khas yang bermotif aneka ragam yang sesuai dengan daerah Jawa. Batik di zaman dahulu, salah satunya digunakan untuk menyebarkan agama dengan kesenian tarian yang mengenakan kain batik. Batik Jawa pernah dipakai oleh Presiden Afrika Selatan dalam pertemuan dengan petinggi negara asing. Batik Jawa terdapat di daerah Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan sebagian daerah Jawa Timur.
Batik Jawa menggunakan pewarnaan yang gelap dan sedikit terang. Hal ini dikarenakan Batik Jawa dibuat oleh pengrajin yang berada di perkotaan. Di zaman dahulu, pewarnaan yang digunakan karena banyak kerjaan keraton yang bernuansa gelap dalam pewarnaan keratonnya dan juga sejarah dalam masyarakat tersebut. Motif yang digunakan adalah motif kerajaan keraton, kehidupan di zaman dahulu, dan flora dan fauna. Contohnya adalah Batik Solo, Batik Yogya, dan Batik Jateng.




VIII.  Terbentuknya Kebudayaan dari Bahasa, Makanan, dan Pakaian
Di kehidupan manusia tidak dapat dibantahkan bahwa manusia sendiri yang membuat sebuah budaya dan diturun-temurunkan tanpa tak sadar. Tingkah laku dalam keseharian di kehidupan manusia pun dapat menciptakan budaya baru. Manusia memerlukan sandang, pangan, dan papan untuk bertahan hidup. Setiap perlakuan terhadap sandang, pangan, dan papan menjadi ciri khas tersendiri.
Lebih dari itu, manusia adalah makhluk sosial yang menjunjung tinggi norma yang berlaku. Sebagai makhluk sosial tidak lepas dari membutuhkan seseorang untuk bersosialisasi dan meminta bantuan. Dalam hal bersosialisasi, tidak lepas dari berkomunikasi dengan bahasa. Bahasa yang digunakan biasanya Bahasa Nasional, Bahasa Internasional, Bahasa Isyarat dan juga Bahasa Daerah.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, manusia memerlukan sandang, pangan, dan papan untuk bertahan hidup. Sandang adalah pakaian atau busana yang digunakan untuk menutup tubuh, mencegah hal terburuk, mempercantik diri, dan menunjukkan status perorangan. Busana setiap daerah berbeda dan setiap negara pun berbeda. Perbedaan ini yang membuat sebuah budaya antar daerah dan negara. Pangan adalah suatu masakan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Pangan yang ada di dunia sekitar lebih dari 500.000 masakan. Banyaknya masakan di seluruh dunia dengan ciri khas masing-masing menjadikan masakan tersebut sebuah budaya atau aset negara. Papan adalah tempat tinggal yang biasanya digunakan untuk berteduh dalam berbagai kondisi dan cuaca.
Maka dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa manusia dapat menciptakan sebuah budaya. Terciptanya sebuah budaya dapat terjadi karena tingkah laku, perlakuan terhadap sesuatu, dan kebiasaan yang diturun-temurunkan. Beberapa dari hal yang menciptakan sebuah budaya adalah sandang, pangan, papan, kesenian, dan bahasa yang digunakan sehari-hari. Adanya kebudayaan di negara tersebut membuat negara diakui oleh negara lain.



BAB III
PENUTUP

I.         Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia ketika dijajah oleh penjajah, Indonesia melakukan perlawanan terhadap penjajahan tetapi masih antar daerah saja. Karena mereka masih mempergunakan bahasa daerah masing-masing untuk berkomunikasi. Setiap bahasa daerah memiliki ciri khas seperti orang Batak menggunakan bahasa daerah dengan suara keras, kasar, dan logatnya yang unik. Di Padang dengan bahasa daerah yang menggunakan dialek Melayu dan logat yang kental seperti orang sedang berdengung. Di jawa didominasi dengan dua bahasa, yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa Sunda memiliki ciri khas yang sangat unik yaitu tidak biasa mengucapkan huruf “F” tapi diganti “P” dan sedikit cepat dalam berbicara. Di Jawa pun menggunakan bahasa Jawa yang dengan ciri khas yaitu medok yang kental. Di Indonesia bagian Timur juga punya bahasa daerah yaitu bahasa daerah yang akhiran “n” diganti “ng” dan logatnya yang susah ditiru. Dengan banyaknya bahasa daerah di Indonesia membuat hal tersebut menjadi budaya daerah.
Budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Jika ditambahkan kata “daerah” menjadi “budaya daerah” memiliki arti yang khusus. Budaya daerah adalah suatu yang diciptakan, berkembang, dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat di suatu daerah yang terbentuk dari tindakan, kebiasaan, kepercayaan, dan pola pikir. Contoh dari budaya daerah yaitu bahasa, makanan, pakaian, kesenian, dan bangunan.
Manusia tidak bisa dipisahkan dari budaya sama seperti manusia tidak bisa dipisahkan dari sandang, pangan, dan papan. Di Indonesia terkenal dengan bahan makanan yang berlimpah dan rempah-rempahnya. Dari hal itu, banyak daerah di Indonesia yang memiliki bahan masakan daerah yang unik dari daerahnya. Bisa diambil contoh ialah rendang (Padang) yang bercita rasa pedas dan bersantan. Di Jawa Barat ada nasi timbel dan karedok yang bercita rasa gurih asin, asam segar, manis ringan, dan pedas. Di daerah Jawa ada Rawon (Jawa Timur) dan Gudeg (Yogya) yang memiliki rasa manis, pedas, dan sedikit bersantan. Manusia sekarang juga membutuhkan pakaian untuk menunjukkan statusnya, menjaga dari bahaya, dan mempercantik diri. Pakaian Indonesia kebanyakan menggunakan kain batik dan kain ulos. Kain tersebut memiliki motif dan pewarnaan yang unik sesuai dengan sejarah, lingkungan bermasyarakat, dan proses pembuatannya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa budaya daerah adalah budaya yang diciptakan, berkembang, dan diturun-temurunkan dari generasi ke generasi melalui bahasa, makanan, pakaian, bangunan, kesenian, dan lain-lain

II.       Saran
Dari yang kita ketahui bahwa setiap budaya berbeda-beda sesuai dengan daerahnya dan untuk itu kita harus saling menghargai satu sama yang lain. Kekayaan suatu bangsa bukan hanya dari sumber daya alam atau sumber daya manusia tapi juga dari budaya yang dimiliki. Sebagai generasi muda atau penerus generasi yang sudah termakan zaman globalisasi sebaiknya kita tidak meninggalkan budaya daerah kita masing-masing. Jika budaya daerah kita dicuri oleh negara asing, kita akan marah dan kesal tapi seharusnya yang disalahkan adalah kita karena tidak mau melestarikan budaya kita. Dengan demikian, penulis dalam makalah ini menyarankan bahwa kita harus saling menghargai dan menghormati budaya yang lain serta melestarikan budaya yang kita miliki dari generasi ke generasi.


DAFTAR PUSTAKA

2016)
15 Maret 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ulos (akses 15 Maret 2016)
indonesia.html (akses 15 Maret 2016)
banten/ (akses 15 Maret 2016)
https://id.m.wikipedia.org/Bahasa (akses 18 Maret 2016)